“Nona, kau sudah terlambat dua jam!” Sherry,
tetangga sekaligus teman curhat Aillis kelihatan begitu kesal ketika ia
membukakan pintunya untuk Aillis, Aillis mencoba tersenyum, memamerkan
gigi-giginya yang putih mengkilap, barang kali giginya kali ini mampu
menyelamatkannya. Namun Sherry tampak begitu kesal. Semua ini salahnya. Kalau dia mengembalikan tubuhku tepat pada waktunya
tentu Sherry tidak akan marah padanya. Tanpa sadar Aillis mendengus kesal,
dan rupanya dengusan itu disalah-artikan oleh Sherry.
“Kau
yang salah lalu kau yang mengeluh?! Kau ini benar – benar mirip sekali
dengan…!!!” Sherry sudah bersiap
mengucapkannya, namun ia menahan perkataannya.’ Mirip dengan siapa? Dengan Sherry kah? Apakah waktu Sherry muda ia
sepertiku juga? Tentu tidak! Aku jauh lebih baik. Aku hanya melanggar perkataan
Sherry karena aku tidak bisa mengendalikan tubuhku sendiri, bukan karena aku
sengaja melanggarnya.’ Pikirku.
“Sudahlah, aku malas membahasnya! Kita bicara
besok lagi saja” Sherry kelihatan lebih gusar dari sebelumnya. Mungkin Sherry
memikirkan suaminya lagi, pikir Aillis. Sejak Aillis menyewa kamar sebelah,
Sherry sudah tidak tinggal dengan suaminya. Entah karena usia, apakah suaminya
sudah meninggal, atau karena suaminya meninggalkannya. Aillis tidak mengetahuinya.
Yang pasti, Sherry adalah teman pertamanya sejak ia pindah ke kota ini. Usia
mereka terpaut cukup jauh. Sherry sudah berusia 40 tahun atau bahkan lebih?
Sedangkan Aillis baru berusia 24 tahun.
Mereka pertama kali bicara ketika Aillis
meminjam peralatan masak Sherry, dan mereka berdua langsung akrab. Sherry
sering menanyakan kondisi pekerjaan Aillis sebagai komikus, dan bagaimana
susahnya mencari cerita komik, dan sebagainya. Sherry bahkan menawarkan
ceritanya untuk dijadikan komik. Umm.. lebih tepatnya, cerita mengenai kelucuan
orang – orang yang ada di apartement Shieldfield ini. Tapi Aillis tidak pernah
sekalipun menulis cerita milik Sherry. Ia tidak pandai membuat komik humor.
Komik yang Aillis buat selama ini hanyalah komik seputar kematian, percintaan,
atau perjalanan hidup yang dramatis.
“Maaf” dia menghampiri Aillis dan berusaha memegang pundaknya, namun tentu
saja usahanya gagal. Dia adalah arwah
penasaran yang meminta tolong Aillis untuk mengembalikan ingatannya dan
mengucapkan salam perpisahan(?) atau apapun itu.
“Jadi apa saja yang sudah kau lakukan dengan
tubuhku, aku perlu mengetahuinya” Seperti biasanya, aku menginterogasi orang
yang sudah meminjam tubuhku ini, tentu saja aku harus mengetahuinya.
“Aku hanya mengucapkan perpisahan dengan orang
tuaku. Aku mengatakan padanya bahwa aku bisa melihat arwah anak mereka. Aku
mengucapkan maaf karena tidak mendengarkan ucapan mereka, ini sangat
menyedihkan, untunglah aku roh sekarang, jadi aku tidak bisa merasakan betapa
menyakitkannya hal yang tadi kualami”
“Baiklah, sekarang kau sudah mendapatkan
permintaanmu. Sekarang adalah giliranku. Ceritakan padaku kisah hidupmu” Oh ya!
Aillis adalah seorang karikatur, penulis komik dan pengarang cerita ternama.
Nama aslinya adalah Aillis Cloud, namun ia terkenal dengan nama Qiuzy . Ia
memiliki fans sendiri dengan nama The Q. Sebenarnya, bukan Aillis yang terlalu
kreatif atau apa. Ia mencuri cerita dari kisah hantu yang datang meminta tolong
padanya. Ini semacam perjanjian yang mereka buat. Aillis tidak akan bisa
dirasuki jika aku tidak memiliki luka yang terbuka. Jadi ia harus melukai
dirinya dan tidak menutupnya agar mereka bisa memakai tubuhnya. Ini adalah
kelebihan Aillis. Dan kelebihan ini tentu saja ia pakai demi kepentingannya
sendiri.
Takut? Tentu saja awalnya ia sangat takut
dengan hal mengenai roh ini. Kau tahu betapa menyeramkannya mereka saat pertama
kali ia melihatnya? Ada yang datang dengan luka bakar disekujur tubuh, ada yang
datang dengan wajah cantik, dan bahkan ada yang datang dengan menyamar sebagai
dirinya. Selama ia hidup, ia telah belajar bahwa Roh dapat merubah diri mereka
menjadi apapun yang mereka mau. Kebanyakan Roh tidak menyadari hal ini.
Sebagian Roh bahkan tidak memiliki ingatan kenapa ia mati, dan ia
mempertahankan bentuknya saat mereka melihat jasad mereka untuk terakhir
kalinya dan itu seringkali menyeramkan dan menakutkan. Aillis selalu menolak
membantu Roh seperti itu, ia akan memaksa mereka mengubah diri mereka menjadi diri
mereka sebelum meninggal dulu, baru ia mau membantu mereka.
“Baiklah, kau bisa memulai ceritamu. Aku akan mengetiknya”
Aillis melemaskan jari – jarinya, dan ia sudah siap mengetik apapun yang roh itu
ceritakan padanya.
YOUR WRITER,
Qiuzy-is-me
PS: ini hanya merupakan kisah imajiner dan tidak sebenarnya terjadi ataupun tidak bermaksud menyinggung pihak manapun
No comments:
Post a Comment