Monday, August 10, 2015

The unseen world - chapter 1 PILOT



“Nona, kau sudah terlambat dua jam!” Sherry, tetangga sekaligus teman curhat Aillis kelihatan begitu kesal ketika ia membukakan pintunya untuk Aillis, Aillis mencoba tersenyum, memamerkan gigi-giginya yang putih mengkilap, barang kali giginya kali ini mampu menyelamatkannya. Namun Sherry tampak begitu kesal. Semua ini salahnya. Kalau dia mengembalikan tubuhku tepat pada waktunya tentu Sherry tidak akan marah padanya. Tanpa sadar Aillis mendengus kesal, dan rupanya dengusan itu disalah-artikan oleh Sherry.

 “Kau yang salah lalu kau yang mengeluh?! Kau ini benar – benar mirip sekali dengan…!!!” Sherry sudah bersiap mengucapkannya, namun ia menahan perkataannya.’ Mirip dengan siapa? Dengan Sherry kah? Apakah waktu Sherry muda ia sepertiku juga? Tentu tidak! Aku jauh lebih baik. Aku hanya melanggar perkataan Sherry karena aku tidak bisa mengendalikan tubuhku sendiri, bukan karena aku sengaja melanggarnya.’ Pikirku.

“Sudahlah, aku malas membahasnya! Kita bicara besok lagi saja” Sherry kelihatan lebih gusar dari sebelumnya. Mungkin Sherry memikirkan suaminya lagi, pikir Aillis. Sejak Aillis menyewa kamar sebelah, Sherry sudah tidak tinggal dengan suaminya. Entah karena usia, apakah suaminya sudah meninggal, atau karena suaminya meninggalkannya. Aillis tidak mengetahuinya. Yang pasti, Sherry adalah teman pertamanya sejak ia pindah ke kota ini. Usia mereka terpaut cukup jauh. Sherry sudah berusia 40 tahun atau bahkan lebih? Sedangkan Aillis baru berusia 24 tahun.

Mereka pertama kali bicara ketika Aillis meminjam peralatan masak Sherry, dan mereka berdua langsung akrab. Sherry sering menanyakan kondisi pekerjaan Aillis sebagai komikus, dan bagaimana susahnya mencari cerita komik, dan sebagainya. Sherry bahkan menawarkan ceritanya untuk dijadikan komik. Umm.. lebih tepatnya, cerita mengenai kelucuan orang – orang yang ada di apartement Shieldfield ini. Tapi Aillis tidak pernah sekalipun menulis cerita milik Sherry. Ia tidak pandai membuat komik humor. Komik yang Aillis buat selama ini hanyalah komik seputar kematian, percintaan, atau perjalanan hidup yang dramatis.

 Maafdia menghampiri Aillis dan berusaha memegang pundaknya, namun tentu saja usahanya gagal. Dia adalah arwah penasaran yang meminta tolong Aillis untuk mengembalikan ingatannya dan mengucapkan salam perpisahan(?) atau apapun itu.

“Jadi apa saja yang sudah kau lakukan dengan tubuhku, aku perlu mengetahuinya” Seperti biasanya, aku menginterogasi orang yang sudah meminjam tubuhku ini, tentu saja aku harus mengetahuinya.
“Aku hanya mengucapkan perpisahan dengan orang tuaku. Aku mengatakan padanya bahwa aku bisa melihat arwah anak mereka. Aku mengucapkan maaf karena tidak mendengarkan ucapan mereka, ini sangat menyedihkan, untunglah aku roh sekarang, jadi aku tidak bisa merasakan betapa menyakitkannya hal yang tadi kualami”

“Baiklah, sekarang kau sudah mendapatkan permintaanmu. Sekarang adalah giliranku. Ceritakan padaku kisah hidupmu” Oh ya! Aillis adalah seorang karikatur, penulis komik dan pengarang cerita ternama. Nama aslinya adalah Aillis Cloud, namun ia terkenal dengan nama Qiuzy . Ia memiliki fans sendiri dengan nama The Q. Sebenarnya, bukan Aillis yang terlalu kreatif atau apa. Ia mencuri cerita dari kisah hantu yang datang meminta tolong padanya. Ini semacam perjanjian yang mereka buat. Aillis tidak akan bisa dirasuki jika aku tidak memiliki luka yang terbuka. Jadi ia harus melukai dirinya dan tidak menutupnya agar mereka bisa memakai tubuhnya. Ini adalah kelebihan Aillis. Dan kelebihan ini tentu saja ia pakai demi kepentingannya sendiri.

Takut? Tentu saja awalnya ia sangat takut dengan hal mengenai roh ini. Kau tahu betapa menyeramkannya mereka saat pertama kali ia melihatnya? Ada yang datang dengan luka bakar disekujur tubuh, ada yang datang dengan wajah cantik, dan bahkan ada yang datang dengan menyamar sebagai dirinya. Selama ia hidup, ia telah belajar bahwa Roh dapat merubah diri mereka menjadi apapun yang mereka mau. Kebanyakan Roh tidak menyadari hal ini. Sebagian Roh bahkan tidak memiliki ingatan kenapa ia mati, dan ia mempertahankan bentuknya saat mereka melihat jasad mereka untuk terakhir kalinya dan itu seringkali menyeramkan dan menakutkan. Aillis selalu menolak membantu Roh seperti itu, ia akan memaksa mereka mengubah diri mereka menjadi diri mereka sebelum meninggal dulu, baru ia mau membantu mereka. 

“Baiklah, kau bisa memulai ceritamu. Aku akan mengetiknya” Aillis melemaskan jari – jarinya, dan ia sudah siap mengetik apapun yang roh itu ceritakan padanya.

YOUR WRITER,
Qiuzy-is-me
PS: ini hanya merupakan kisah imajiner dan tidak sebenarnya terjadi ataupun tidak bermaksud menyinggung pihak manapun

No comments:

Post a Comment